Pesona gunung Kerinci beberapa tahun terakhir mampu membius kedatangan banyak wisatawan dari berbagai arah. Baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Menurut Ardinal, Kepala Dinas Pariwisata Kerinci dalam Harian Jambi Independen Edisi 3 Januari 2019 bahwa tercatat pada tahun 2018 lalu gunung ini dikunjungi sekitar 1100 orang yang meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2017 yang hanya didaki tidak sampai seribu orang. Tentunya hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri terhadap pengembangan pariwisata di provinsi Jambi khususnya kabupaten Kerinci.
Meski demikian ternyata Gunung Kerinci bukanlah satu satunya yang menarik di kabupaten Kerinci. Masih banyak destinasi lain yang juga memikat namun belum terpublish dengan baik karena minimnya perhatian dari pihak terkait akan hal itu. Salah satunya adalah desa Muara Emat, di kecamatan Batang Merangin.
Secara administrasi desa Muara Emat berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di sebelah utara dan timur, kabupaten Merangin di sebelah selatan dan Desa Batang Merangin di sebelah barat. Desa ini memiliki luas wilayah 126,45 ha dengan jarak tempuh berkisar 6 jam dari Kota Jambi atau sekitar 350 km dari Kota Jambi dan 58 km dari Kota Sungai Penuh. Sebagai daerah yang berada di dataran tinggi provinsi Jambi dan berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), desa Muara Emat menawarkan landscape alam memukau dengan segala potensi tersembunyi di dalamnya.
Hasil pendataan potensi desa yang dilakukan oleh Mapala Siginjai Unja tercatat setidaknya terdapat beberapa potensi di desa Muara Emat yang menarik untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam diantaranya tebing, sungai, hingga air terjun. Sejauh ini potensi potensi tersebut belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, pemerintah ataupun pihak terkait untuk pengembangan desa dan peningkatan pendapatan masyarakat desa.
Tebing Siginjai, Bukit Batu Runcing
Potensi tebing alam sebagai sebuah destinasi wisata di kabupaten Kerinci provinsi Jambi bisa dihitung dengan jari. Berbeda dengan spot wisata lain kehadiran Tebing Siginjai diyakini bisa menjadi angin segar dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kerinci.
Tebing Siginjai, Bukit Batu Runcing adalah salah satu potensi tebing di desa Muara Emat yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Tebing yang berjarak sekitar 500 meter dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini, pertama kali dibuka oleh Mahasiswa Pecinta Alam Siginjai Universitas Jambi pada tahun 2013 dalam sebuah rangkaian kegiatan Rock Climbing Ekspedition Mapala Siginjai Unja. Eduard (32 tahun) tim Rock Climbing Ekspedition Mapala Siginjai Unja mengungkapkan, “Hingga kini terdapat sekitar 10 jalur sport dan 2 jalur Artificial pada muka tebing yang sudah dibuka untuk digunakan sebagai area pemanjatan”.
Perjalanan menuju Tebing Siginjai Bukit Batu Runcing membutuhkan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki dari pemukiman. Perjalanan dimulai dari samping gedung Sekolah Dasar Desa Muara Emat dengan melewati jalan setapak yang biasa dilalui masyatakat saat hendak ke kebun. Kondisi medan cukup terjal dan menuntut stamina serta persiapan fisik yang matang untuk bisa tracking hingga ke lokasi, terlebih jika membawa beban peralatan pemanjatan dan perlengkapan camping.
Sepanjang rute perjalanan hamparan hijau bukit barisan serta area perkebunan masyarakat adalah sentuhan pemandangan memukau yang bisa dinikmati di kiri kanan jalur. Sekitar 45 menit berjalan kaki dari desa, terdapat sumber air yang bisa digunakan untuk melepas dahaga sepanjang perjalanan. Sumber air bersih ini dialiri oleh masyarakat dengan sebilah bambu. Lokasi air yang jernih nan sejuk tersebut biasanya dijadikan shalter peristirahatan melepas lelah lengkap dengan suguhan menawan landscape terbuka alam Muara Emat yang terlihat jelas dari tempat ini.
Dari lokasi sumber air ke tebing, medan semakin sulit dan terjal. Meski sangat sulit dilalui bahkan dengan berjalan kaki sekalipun, masyarakat yang berkebun disini justru kerap mengendarai sepeda motor menempuh perjalanan terjal, berakar dan licin untuk mengangkut hasil panen mereka. Mereka menggunakan motor yang sudah dimodivikasi sedemikian rupa menyesuaikan medan dan kebutuhan untuk mengangkut barang.
Perjalanan menuju lokasi akan berakhir tepat di muka Bukit Batu Runcing. Disana Tebing Siginjai tampak menjulang megah dengan warna keabu-abuan berpadu sentuhan bercak lumut di beberapa bagiannya. Mengenali bukit ini tidak begitu sulit. Karena lebih mencolok dibanding daerah sekitarnya. Berbeda dengan tebing pemanjatan pada umumnya yang membentang luas pada area perbukitan, tebing di Bukit Batu Runcing ini justru berdiri sendiri seperti bongkahan batu raksasa di tengah perkebunan masyarakat. Bukan hanya itu, daya pikat lain dari Tebing Siginjai adalah bentukannya yang unik dan menyerupai kuda pada poin catur. Ditengahnya terdapat rekahan yang membentuk chimney yang bisa dilalui menuju ke atas tebing dengan bantuan peralatan pemanjatan.
Menjulang ke atas dengan tinggi berkisar 110 meter di ketinggian 873 mdpl, tebing ini juga sangat potensial untuk area pemanjatan artificial. Hal ini terlihat dengan banyaknya rekahan dan celah tebing yang bisa digunakan sebagai titik pemasangan pengaman. Jika cuaca cerah, dari puncak tebing bisa terlihat view Gunung Hulu Nilo dan Gunung Sumbing yang menjulang di kabupaten Merangin. Begitu juga dengan pemandangan bentang bukit barisan yang mewarnai hijaunya area perbukitan disekitar. Bila hendak menikmati landscape tebing dan sekitarnya lebih dekat, sebaiknya membawa peralatan camping atau pemanjatan sendiri karena tempat ini masih belum terkelolah. Hanya ada tanah lapang yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda lengkap dengan sumber air alami 100 meter dari area camp.
Air Terjun Muara Emat
Tebing bukan satu satunya potensi yang bisa dinikmati di desa Muara Emat. Jauh ke dalam hutan terdapat potensi air terjun yang bisa mengundang decak kagum. Hanya saja keberadaannya yang jauh ke dalam membuat lokasi ini belum banyak diketahui masyarakat umum termasuk masyarakat desa.
Menurut Dani (24 tahun) pemuda desa, Air terjun Muara Emat belum banyak diketahui oleh masyarakat desa, kecuali mereka yang kerap masuk hutan untuk mencari hasil hutan. Sementara Pak Deta (52 tahun) seorang masyarakat lokal yang berkebun palawija di sekitaran jalur menuju air terjun mengungkapkan bahwa air terjun ini sebenarnya sudah diketahui oleh segelintir orang terutama tetua tetua yang sudah lama mendiami desa , hanya saja tidak terlalu diperhatikan terkait potensi dan pengembangannya. Jarak dari desa ke air terjun berkisar 2 jam. Di lokasi ini terdapat dua air terjun yang saling berdekatan. Air terjun pertama yang dijumpai di perjalanan adalah air terjun Talun satu. Air terjun Talun Satu memiliki ketinggian berkisar 5 meter, ditandai dengan bongkahan batu besar di muka air terjun. Lokasi ini bisa menjadi rest area sekaligus tempat melahap makan siang sambil menikmati gemercik air terjun yang berpadu vegetasi pepohonan hijau
Setelah air terjun Talun Satu, perjalanan bisa di lanjutkan ke air terjun Talun Dua. Waktu tempuh dari air terjun Talun Satu ke Talun Dua berkisar satu jam. Sepanjang perjalanan sangat penting untuk memperhatikan medan yang dilalui karena jalurnya masih sangat rapat dan tertutup. Bila perlu sebaiknya membawa stringline atau penanda jalur agar tidak tersesat.
Di Talun Dua terdapat kolam pemandian alami di dasar air terjun. Kolam pemandian ini cukup luas dan dapat digunakan untuk berenang. Selain itu di sekitaran air terjun juga terdapat sungai kecil yang bisa dinikmati sambil bersantai. Di sungai ini hilir mudik ikan kecil yang menghiasi kejernihan air sungai sangat jelas terlihat. Tidak jauh dari air terjun terdapat camping ground untuk mendirikan tenda dan menikmati malam sembari bersantai ditemani deruh suara air terjun. Potensi lain yang bia dijumpai saat berkunjung di air terjun Muara Emat adalah bunga Titanum. Tanaman endemik sumatera ini banyak bertebaran di sekitaran bibir sungai. Biasanya bunga ini akan merekah di bulan penghujung tahun. Meski termasuk endemik, tidak banyak masyarakat yang mengetahui pentingnya dari tumbuhan ini. Bahkan tanaman ini kerap dianggap gulma oleh masyarakat sekitar.
Potensi Sungai
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Mungkin inilah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan menikmati desa Muara Emat. Selain tebing dan air terjun destinasi wisata alam menarik lainnya yang bisa dinikmati adalah sungai Batang Merangin yang menjadi batas wiyalah pemukian dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Sungai Batang Merangin sangat jelas terlihat dari jalan utama desa. Memiliki lebar sekitar 20 meter dengan debit yang cukup variatif sungai ini memiliki pesonanya sendiri di samping rapatnya vegetasi hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
Bagi masyarakat desa Muara Emat, sungai Batang Merangin memiliki peran yang vital dalam sendi kehidupan mereka. Air yang mengalirinya digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti mencuci dan mandi. Sementara itu, kekayaan biota sungai seperti ikan ataupun udang dan sejenisnya dapat dimanfaatkan oleh masyarkat untuk memenuhi kebutuhan pangan. Diluar itu semua keberadaan sungai Batang Merangin sebenarnya memiliki nilai potensi yang besar untuk bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Sungai Batang Merangin memiliki debit yang pas untuk wisata arung jeram. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Reza (25 tahun) seorang Mahasiswa Peinta Alam Siginjai Universitas Jambi yang sempat melakukan pengarungan di tempat ini. “Sungai Batang Merangin memiliki potensi sebagai destinasi wisata. Terkhusus sungai Batang Merangin yang melewati wilayah desa Muara Emat terdapat beberapa titik yang memiliki jeram dengan debit yang cukup untuk berarung jeram. Meski begitu secara keseluruhan sungai di daerah ini sangat pas bagi pemula yang sekedar ingin rekreasi menikmati keindahan sungai dan bermain perahu, karena tingkat bahaya dari jeramnya juga masih tergolong rendah” ungkapnya
Bila sekedar ingin bersantai dan menikmati bulir putih dari riak air sungai Batang Merangin, spot yang paling pas berada tidak jauh dari jembatan desa Muara Emat, tepatnya di pinggir pasar tradisional desa Muara Emat. Disana juga terdapat warung kopi untuk memesan kopi sembari menikmati keindahan aliran sungai Batang Merangin.
Upaya Pengembangan Potensi Alam Desa Muara Emat
Potensi di atas hanya beerapa dari banyak potensi wisata alam di desa Muara Emat. Sayangnya sejauh ini potensi yang ada tersebut belum dikelolah secara optimal oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Oleh karenanya dalam upaya pengoptimalan potensi desa Muara Emat tersebut maka penulis dalam hal ini menawarkan beberapa saran manajemen strategis awal yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan potensi wisata desa Muara Emat kedepannya, yaitu;
- Sebagai langkah awal sebaiknya pemerintah desa mengenali dan menggali lebih dalam terkait potensi wisata di desa. jika tidak bisa dilakukan secara mandiri, cara lain bisa dilakukan dengan menggandeng beberapa lembaga atau organisasi yang kerap melakukan kegiatan di desa Muara Emat.
- Pemerintah desa atau masyarakat desa sebaiknya membentuk kepengurusan yang defenitif untuk mengelolah desa dalam pengembangan wisata alam berbasis potensi desa
- Kelompok yang terbentuk diharapkan dapat membuat perencanaan berkaitan dengan produk (paket wisata, akomodasi, makanan, minuman, dll) hingga perencanaan operasional
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat
- Kelompok yang didukung pemerintah desa melakukan pendekatan dengan pemda kabupaten agar mendapatkan dukungan dalam merealisasikan pengelolaan potensi wisata desa yang ada
- Membuat pelatihan berkaitan dengan pelayanan akomodasi, pemandu, makanan dan minuman
- Melakukan studi banding dengan desa lain yang memiliki potensi yang sama dalam hal pengembangan desa wisata
Selain itu pihak pihak terkait di luar masyarakat desa juga sebaiknya ikut serta dalam membantu masyarakat terutama dalam pendampingan dan peningkatan sumber daya manusia masyarakat desa. dengan begitu mereka bisa mengelolah potensi desanya secara mandiri dan bijak.
Wildan Suprian Syah (SGJ 200 PTS)
Artikel ini telah dipublikasikan dengan beberapa perubahan di website Mongabay.com yang berjudul “Inilah Potensi Alam Tersembunyi di Desa Muara Emat, Kerinci”
https://www.mongabay.co.id/2019/11/09/inilah-potensi-wisata-alam-tersembunyi-di-desa-muara-emat-kerinci/
0 Komentar