Merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 Mapala SIGINJAI Unja mencoba cara yang sedikit berbeda yakni pengibaran Merah Putih di puncak tebing (837 Mdpl) dengan ketinggian tebing 60 – 100 m. Tebing tersebut berada di kawasan Bukit Batu Runcing, Desa Muara Emat, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Senin (15/08/2016), Beberapa anggota Mapala SIGINJAI Unja berangkat dari jambi menuju lokasi pengibaran. Keberangkatan yang sebelumnya direncanakan pada pukul 08.00 WIB dan diperkirakan sampai pukul 15.00 WIB menjadi tertunda hingga siang hari karena terkendala transportasi. Tidak sesuainya rencana keberangkatan tersebut menjadikan tim tiba di Desa Muara Emat pada pukul 19.30 WIB sehingga harus menginap di Resort Balai TNKS.
Setelah sarapan, tim yang berjumlah 13 orang berjalan menuju lokasi tebing dengan jarak tempuh ±3 jam dari Desa Muara Emat. Medan yang cukup menanjak dengan kondisi tanah basah yang melewati perbukitan. Jalur ini juga merupakan akses menuju perkebunan karena sebagian mata pencarian masyarakat Muara Emat adalah Petani. Jadi, tidak heran disepanjang jalur akan terlihat hamparan tanaman – tanaman seperti kopi, cabe, sayur-sayuran, dan kulit manis.
Pemanjatan dilakukan pada siang hari untuk mencapai puncak tebing sebagai lokasi pengibaran bendera Merah Putih. Dengan jumlah 5 orang pemanjat, pemasangan pengaman tidak terselesaikan mengingat sulitnya melewati jalur tebing dalam waktu yang singkat.
Pemanjatan kemudian dilanjutkan pada Rabu (17/08/2016) untuk memasang pengaman yang sempat tertunda. Tidak adanya anchor alam dipuncak tebing sebagai penambat carnmentel dan peralatan lainnya memaksa tim membuat pengaman buatan (Bolt Hanger) dengan mengebor bebatuan tebing. Untuk mengebor bebatuan tersebut tim menggunakan bor manual yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah beberapa jam, kawasan tebing diguyur hujan disertai terpaan angin kencang memaksa tim harus turun. Sehingga pengibaran benderapun tidak bisa dilaksanakan karena cuaca yang tidak mendukung.
Keesokan harinya, tim melanjutkan pemasangan pengaman buatan di puncak tebing dengan kondisi bebatuan yang cukup keras. Beberapa jam kemudian hujan kembali turun membasahi puncak tebing, kondisi tersebut harus menghentikan aktifitas tim. Kali ini tim bertahan dipuncak dan berlindung di bebatuan puncak tebing sambil menunggu redanya hujan. Setelah 10 menit berlalu hujan mulai reda dan tim melanjutkan pemasangan pengaman, waktu pemasangan pengaman serta bendera hampir selesai ketika tim kembali diguyur hujan yang cukup lebat serta angin yang kencang tim pun harus kembali turun ke camp. Cuaca yang tidak mendukung dikawasan tebing, terutama di puncak tebing menjadi salah satu kendala dalam pengibaran.
Jum’at (19/08/2016), akhirnya 3 orang pemanjat berhasil mengibarkan Merah Putih di puncak tebing. Walaupun pengibaran bendera Merah Putih tidak dilaksanakan pada 17 Agustus, namun hal tersebut menjadi kebanggaan Mapala SIGINJAI Unja dan moment pertama pengibaran Bendera Merah Putih di tebing dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Oleh: Azri Gunedi (SGJ 191 SNY)
0 Komentar