Who knows? Aku pikir tidak banyak yang tahu tentang provinsi ini. tidak juga aku, sebelum aku menjejakkan kaki disini. Mendengar namanya pun hanya pada saat duduk di bangku sekolah. Dan tak pernah terkira akan menetap disini dari tahun 2000 hingga kini. Aneh..(bagiku) karna di provinsi ini masyarakatnya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah, bukan bahasa Indonesia sesuai EYD (para guru di sekolah pun ada yang menggunakan bahasa daerah setiap mengajar), dan ketika aku masuk ke sekolah baruku, teman-teman ku menganggap aku aneh (sok bahasa Indonesia sesuai EYD, hahaha…),  mereka pun bertanya, “dari Jakarta ya?”, “tidak”, jawab ku, aku dari Medan, “oooohhhh”, jawab mereka. “kok bahasa Indonesia”?, “memang disana bahasa sehari-harinya bahasa Indonesia”, jawab ku lagi. (kok jadi cerita bahasa sih? ) Lanjuuut.. 🙂 Jambi terdiri dari 9 Kabupaten,  yang jarak nya berjauhan 1 dengan yang lainnya (kecuali di perbatasan antara satu kabupaten dengan kabupaten satunya, selangkah aja, hehehe…)  ini lah keunikannya. Provinsi Jambi juga lengkap dengan sumber daya alamnya (semoga tulisan ini tidak mengundang investor tuk mengeksploitasinya, karena sudah terlalu banyak eksploitasi besar-besaran terjadi disini. amiiin..). Perjalanan ku tentang provinsi ini dimulai ketika aku aktif dalam salah satu organisasi kampus, “MAPALA”, yang banyak orang mendefenisikannya dengan mahasiswa paling lama, hahaha… gak juga sih, defenisi itu tidak terbukti sama saya. Di mulai dari pendidikan dan latihan dasar lapangan yang bertempat di Sungai Pinang Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin aku mengenal dan memiliki pengalaman menjelajah hutan, menulusuri gua, sungai dan tebing sekaligus selama sepuluh hari di bulan September tahun 2003. Waktu yang di tempuh untuk sampai di desa ini kurang lebih 6 jam dengan kendaraan bermotor. Sangatlah berkesan bagiku… tempat ini mencakup keseluruhan materi lapangan. Dan tempat ini juga membuat ku miris.. belum ada listrik sama sekali..(hari gini blm ada listrik??? pekik ku dlm hati).  Terakhir kali aku mengunjunginya di bulan Oktober tahun 2010, belum juga ada tanda tanda penerangan, kecuali genset genset ribut di rumah penduduk yang ekonominya lumayan di desa tersebut.  Apa sih yang jadi masalah tukang listrik gak mau mampir kesini? Padahal, tiga puluh menit sebelum mencapai desa itu, listrik sudah ada. Bayangin aja, dari tahun 2003 hingga 2010, tujuh tahun bukan lah waktu yang singkat untuk bisa memeratakan pemakaian listrik sampai ke desa (pelit amat nih tukang listrik, hehehe..).
Perjalanan lanjuuut,,, 🙂 Setelah selesai pendidikan dasar, aku berkesempatan untuk melanjutkan ekspedisi anggota muda (sebutan tuk anggota yang baru menyelesaikan pendidikan dasar). Bertempat di Desa Sungai Lalang, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin. Untuk menuju ke desa ini dibutuhkan waktu kurang lebih 10 jam dari kota jambi dengan kendaraan bermotor. Di desa ini terdapat tiga gunung yang berdekatan, yaitu : Gunung Sumbing, Gunung Hulunilo dan Gunung Masurai. Berbekal ilmu yang belum banyak, aku bersama teman-teman seangkatan melakukan pembukaan jalur Gunung Sumbing (Gunung Sumbing juga ada di Jambi loh..). Selama ini, mungkin orang tau hanyalah Gunung Kerinci atau Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci, ternyata, masih banyak gunung lain yang ada di provinsi Jambi ini. hehehe…
Setelah selesai melaksanakan ekspedisi anggota muda, di tahun 2004 saya juga berkesempatan menemani seorang anggota Mapala yang berasal dari bengkulu untuk pendakian Gunung Masurai. Â Gunung yang sangat lah indah, karena di gunung tersebut terdapat dua danau di atasnya, danau kumbang dan danau mabuk. Sangat banyak cerita mistis tentang danau ini, tapi aku tak ingin menceritakannya disini.
Untuk Gunung Hulunilo, aku belum punya kesempatan, tapi berhubung tiga gunung di desa ini saling berdekatan, aku bisa mengabadikan fotonya.
Di provinsi Jambi tak hanya ini loh, ada juga  pulau berhala dengan segala keindahannya. Sampai sekarang kejelasan tentang pulau ini siapa yang punya juga belum tau, masih diperebutkan oleh pemerintah kepulauan Riau dan Jambi. Padahal pulau ini sangat dekat dengan propinsi Jambi, hanya membutuhkan waktu tiga (3) jam jalan darat  dan dua (2) jam jalan air.  Aku berkesempatan mengunjungi pulau ini di tahun 2009, dua (2) hari setelah Lebaran. Pulau ini tak kalah indahnya dengan pulau-pulau lain yang ada di Indonesia. Hanya saja pengelolaan pulau ini belum maksimal. Baik itu transportasi dan hal-hal lain yang dapat menunjang wisatawan mengunjungi pulau ini.
Ada lagi tempat bersejarah yang ada di provinsi Jambi. Di kabupaten Muaro Jambi terdapat gugusan candi. Namanya Candi Muaro Jambi, namanya sesuai tempatnya berada. Â Untuk sampai ke candi ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh (30) menit dari kota Jambi. Kira-kira kerajaan apa yang memilikinya dulu? Bukan kah Kerajaan Singosari di akui oleh Sumatra Selatan? tapi kerajaan itu tak memiliki candi? (emang setiap kerajaan harus memiliki candi? (ndak tau.. hehehe)). Karakteristik candi yang ada disini sangat berbeda dengan candi-candi ada yang di Jawa tentunya. Sekarang, candi candi yang yang ada disini berada dalam pemugaran. Â Karena banyak kerusakan yang terjadi sewaktu penemuannya.
Masih banyak lagi segala tentang Jambi yang belum di utarakan pada kesempatan kali ini. Karena aku harus mengumpulkan nya satu per satu hal-hal yang mendukung untuk penulisan selanjutnya. Untuk kali ini, aku rasa cukup sampai disini saja dulu. Semoga penulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang merasa bingung mau liburan kemana lagi.. hehe.. Dan melalui tulisan ini, ku berharap, kita bisa cinta dengan negeri sendiri, negeri yang kaya akan segalanya. Kita boleh senang berada di negeri orang, tapi di negeri ini lah kita dilahirkan, alangkah baiknya kalau kita menjaga, melestarikan dan kalau bisa memberikan fungsi diri kepada sesama dengan tidak mengabaikan kealamian, kelestarian bumi pertiwi. 🙂
**foto-foto oleh Heriyadi Asyari, Vive dan Zeri
Oleh: Viverani Desmera (SGJ 145 TRB)
0 Komentar